Cara Membuat Perjalanan Berkesan dan Penuh Cinta Saat Beraktivitas di Alam Terbuka maupun Pendakian!

Banyak cara bagi para pendaki dalam menikmati perjalanan saaat mendaki gunung yang dituju, sehingga waktu singkat beberapa hari biasanya sangat meninggalkan kesan yang hangat didalam diri selain daripada keindahan gunung itu sendiri. Mendaki bersama kelompok maupun tim biasanya menciptakan kedekatan kedekatan emosi lantaran pada saat itu bukan hanya sekedar pertemuan antara satu insan dengan insan yang lain tapi juga membentuk satu ikatan dan pengenalan karakter untuk bersama saling merasakan beban dan permasalahan yang sama. Namun tidak sedikit juga yang justru sebaliknya, ada yang kapok atau menyesal setelah mengikuti kegiatan pendakian yang pada awalnya tidak ada kesiapan dalam menjalani pendakian atau memang salah dalam menempatkan tujuan dari melakukan aktivitas pendakian.

Berikut ini saya mencoba berbagi pengalaman dan memberikan tips bagaimana marasakan nikmatnya mendaki dengan perasaan yang tenang, riang dan terus mendapatkan hikmah dari setiap hal yang dilewati saat perjalanan.

Pertama,
Bangunlah dan ciptakan rasa suka dan cinta dulu dengan aktivitas ini, rasakan betapa berharganya diri ini menjadi bagian dari indahnya semesta dan kita ada didalamnya. Ketika kita berada di gunung atau hutan dalam perjalanan, walaupun biasanya dalam kelompok banyak bercanda maupun tertawa cobalah siapkan waktu pribadi beberapa saat saja agar kamu berkontemplasi dengan diri kamu sendiri, lalu berusahalah munculkanlah cinta dihatimu untuk membentuk ikatan ruh antara diri kamu dan Ciptaan Allah yang Maha Indah. Rasakan dengan hikmah udara dinginnya yang kamu hirup, sentuh daun daun hijau dan lumut basah agar rasa dari alam ini menular kedalam tubuh. Lihat dengan seksama view indah di sekelilingmu yang dengan mata kita bisa membuat bibir ini tersenyum, perhatikan jalan tanah setapak yang kita injak dan nikmati tiap injakan kaki kita...terus, terus, dan teruslah bangun cinta dan ikat hati kita agar diri kita bisa sangat menikmati keberadaan kita ini ditengah alam semesta yang telah Allah ciptakan untuk kita dan siapkan untuk kita belajar darinya tentang kebesara-Nya.
Bila rasa ini sudah terbenam dan menjadi simpul dihatimu, maka kamu akan merasakan perjalanan yang mengasyikan yang mungkin teman seperjalananmu tidak merasakan seperti apa yang kita rasakan dalam hal kelembutan hati memaknai perjalanan, bahkan rasa rindu untuk kembali dan kembali lagi bersinggungan dengan alam akan terus memburumu disaat kamu sedang tidak melaksanakannya.

Kedua,
Mengukur Diri, Kita sangat mengenal diri kita sendiri, kebiasaan, batas kemampuan, serta kekurangan. Kadang hal-hal tersebut menjadi masalah dalam menikmati perjalanan lantaran kita tidak jujur dan malu untuk mensharing masalah kita kepada rekan lain disaat kita sudah merasakan sesuatu tidak enak saat perjalanan.
Untuk mensiasatinya adalah…ketika kamu akan mengikuti sebuah trip, persiapkanlah segala persiapan untuk menutupi kelemahan dan kekuranganmu, pertama dalam hal perlengkapan, seperti tidak tahan dingin, ransel yang tidak tepat, punya alergi,  atau penyakit khusus, dsb, maka maksimalkan usaha untuk mencari perlengkapan yang bisa membantu mengatasi masalah itu. Kemudian Lihat siapa rekan perjalananmu, bila kiranya rekan perjalanan kita mumpuni secara pengalaman dan teknis dsb, serta memiliki karakter yang mau berbgai serta memiliki tanggung jawab tinggi, maka ikutlah…jangan sungkan untuk jujur mengatakan kebiasaan jelekmu, kekurangan, penyakit serta minta tolong disaat tidak kuat saat perjalanan..kadanga rasa sungkan, malu dan gengsi bisa menjadikan perjalanan menjadi sangat berat menyiksa tubuh. Tim atau kelompok yang baik merupakan salah satu factor terciptanya kenyamanan dalam perjalanan pendakianmu…Jangan sembrono ya, tau dirimu penuh kekurangan, tapi memaksakan naik gunug dengan rekan yang masa bodoh dan tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman.

Ketiga
Mendakilah dengan Ceria dan Riang Gembira. Apapun masalahnya yang kamu dapatkan dalam perjalanan, berusahalah selalu untuk tetap ceria dan riang gembira, kenapa…karena dengan begitu akan memunculkan energy positif kita untuk menghindarkan diri dari sikap mengeluh dan memunculkan sugesti yang bermacam macam. Nikmatilah perjalana bagaimanapun caranya, tak perlulah banyak bertanya…masih jauhkah, masih lamakah, kapan sampainya,….usahakanlah untuk terus melangkah dengan menikmati perjalanan itu, bila lelah istirahat, bila lapar makanlah, bila harus membuka tenda ya silahkan membuka tenda…nikmati saja, toh perlengkapan yang kita bawa dan siapkan sangat memadai untuk apapun keputusan kita berhenti ditengah jalan lalu kemudian melanjutakannya di waktu selajutnya. Kadang ego dan obsesi sampai puncak yang menggebu membuat makna pendakian yang nikmat itu menjadi hilang. Kalau pribadi saya, Puncak adalah Bonus dan Takdir Allah, yang terpenting adalah memaknai perjalanan menujunya, mengambil hikmah di tiap yang dilaluinya, dan merasakan kebersamaan persaudaraan saat menjalaninya sambil terus berusaha maksimal menuju puncak. Bila kondisi fisik sudah menurun pancinglah keceriaan dengan menyanyi, berpuisi, megeluarkan joke, atau murojaah hafalan qur’an bila itu bisa membangkitkan keceriaan.

Keempat
Cobalah Memasak sesuatu yang tidak membosankan  atau berBushcraft disela-sela waktu dari setiap kali pendakian maupun berkegiatan, misalkan cobalah sesekali memasak masakan menu yang berbeda selain dari mie instan, misalkan capcay, telor, daging, sayuran, rendang, dsb, tentunya itu sudah dipersiapkan dan direncanakan akan Masak besar di atas gunung, lalu disajikan dengan cara menggelarnya diatas wadah datar berisi nasi, ikan teri, krupuk,dsn, kemudian dinikmati bersama sama. Cobalah rasakan sensasinya maka kamu akan merasakan perjalanan itu begitu nikmat dan mengesankan.

Kelima,
Eksplorasi Budaya dan Sejarah, ketika mendaki janganlah hanya sekedar mendaki, tapi kenali juga sejarah lokal dan peradaban dari gunung itu sendiri, catat simpan dan renungi..bila dalam perjalanan terdapat petilasan petilasan, atau spot spot yang memang meiliki nilai sejarah, jangan sungkan didekati, dan kunjungi…rasakan ketika berada area tersebut kamu sedang berada pada masa sejarahnya dalam tokoh dipetilasan ataupun spot bersejarah tersebut, pastinya nilai nilai kebudayaan dan sejarah dari nusantara ini bisa terserap dan meninggalkan bekas dan muncul rasa cinta tanah air yang lebih dari biasanya. Mengunjungi bukan untuk muja atau berniat meminta berkah dan wangsit yaa….

Keenam,
Bersikap Tenang, ya pertahankanlah sikap ketenangan selama perjalanan, dalam kondisi apapun. tekanlah emosi dan sikap sikap yang dapat membangkitkan emosi, karena sikap tenang itu bisa menghasilkan keputusan dan pendapat yang lebih baik dari yang baik. Tenanglah dalam menyikapi hal hal yang diluar kendali seperti rekan kesurupan, hypothermia, tersesat, jatuh, cidera,dsb, meskipun pada akhirnya berakhir pada penyelamatan SAR atau lembaga relawan dengan ketenangan itu kita bisa memberikan informasi dan kronologi yang baik dan tepat tidak mengakibatkan munculnya informasi yang simpang siur dan salah.

Demikian tips singkat yang bisa saya sampaikan, cobalah maka kamu akan merasakan bagaimana rasanya mmenjadi insan yang selalu Jatuh Cinta kepada Semesta melalui alam ciptaan Allah SWT yang memang sudah seharusnya kita menjadi bagian didalamnya untuk selalu terus mengenalnya.

-Agus Setiawan-
Bushcraft Indonesia